Lima Anggota Geng Los Maleantes del Cono Ditangkap dalam Kasus Pembunuhan Staf KBRI Peru
Lima, Peru — Kepolisian Nasional Peru (PNP) berhasil menangkap lima pria yang terlibat dalam pembunuhan Zetro Leonardo Purba, staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima. Penangkapan ini dinilai langkah krusial dalam proses penyelidikan setelah serangan serius yang menewaskan Zetro pada 1 September 2025.
Kronologi Kejadian
Zetro Leonardo Purba, berusia 40 tahun, ditembak oleh orang tak dikenal saat ia tiba menggunakan sepeda di pintu masuk gedung apartemennya di Distrik Lince, Lima, pada Senin malam (1/9/2025). Ia tinggal di Peru sekitar lima bulan bersama keluarganya dan bertugas sebagai staf kanselerai pada KBRI Lima.
Korban sempat dibawa ke klinik untuk mendapatkan pertolongan medis, namun nyawanya tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia.
Penangkapan dan Para Tersangka
Penangkapan lima orang dilakukan pada Selasa, 9 September 2025, sebagai hasil dari operasi intelijen PNP. Para tersangka diduga anggota geng kriminal Los Maleantes del Cono yang beroperasi di Lima.
Beberapa identitas dan peran pelaku yang terungkap:
- Satu tersangka, Wilson José Soto alias El Primo, diduga menjadi pengendara sepeda motor yang digunakan pelaku utama dalam aksi penembakan.
- Yaiker Antonio Echenaguzia, alias Malaco, diduga sebagai pelaku penembakan langsung terhadap Zetro.
- Dua tersangka lainnya ikut ditahan dalam operasi tersebut, yakni Fabian Rafael Maestre (18), Lairo Isac Garcia (27), dan David Guevara Bravo (30).
Barang Bukti yang Disita
Penyelidikan mengamankan sejumlah barang bukti penting:
- Sepucuk pistol merek Taurus dengan enam butir amunisi, yang balistiknya cocok dengan peluru yang ditemukan di tubuh korban dan TKP.
- Sebuah sepeda motor yang digunakan oleh pengendara pelaku — digunakan untuk mendekat ke korban.
- Barang lainnya: bahan peledak, sumbu peledak, lima bahan peledak, narkoba, 10 unit telepon seluler yang diduga milik para tersangka, serta sekring sepanjang 15 meter.
Keterlibatan Geng & Dugaan Motif
Geng Los Maleantes del Cono dikenal dengan aktivitas kriminal seperti pemerasan, pembunuhan bayaran, dan penggunaan kekerasan. Anggota geng ini kebanyakan warga asing (termasuk dari Venezuela). Penangkapan ini memperjelas dugaan bahwa kelompok kriminal terorganisir mungkin menjadi dalang di balik serangan ini.
Motif pembunuhan belum dinyatakan secara resmi, namun kemungkinan pembunuhan bayaran tidak dapat diabaikan.
Respons Pemerintah Indonesia
Pihak Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) telah menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya Zetro Leonardo Purba.
Kemlu RI juga aktif melakukan koordinasi dengan otoritas Peru untuk memastikan penyelidikan berjalan transparan dan pelaku mendapat hukuman yang setimpal. Upaya diplomatik sudah dilakukan, termasuk penerbitan nota diplomatik dan pemantauan langsung terhadap bukti-bukti seperti senjata dan telepon pelaku.
Jenazah Zetro telah dipulangkan ke Indonesia dan dimakamkan oleh keluarga. Acara penghormatan terakhir juga diselenggarakan sebagai wujud penghormatan atas dedikasi Zetro dalam menjalankan tugasnya sebagai staf KBRI.
Tantangan dan Langkah Lanjutan Penyelidikan
Beberapa hal masih belum jelas dan jadi fokus penyelidikan:
- Motif pasti: Meski ada indikasi pembunuhan bayaran, pihak kepolisian belum merilis motif yang resmi. Apakah ada kaitannya dengan tugas diplomatik Zetro? Atau konflik lain yang mendahuluinya? Ini masih dalam penyelidikan.
- Kewarganegaraan tersangka: Beberapa laporan menyebut para tersangka adalah warga Venezuela atau asing, namun detail kewarganegaraan semua pelaku belum dikonfirmasi secara publik oleh pihak berwenang.
- Proses hukum & transparansi: Bukti-bukti yang ditemukan harus diuji secara adil di pengadilan Peru. Kemlu RI menginginkan agar proses hukum yang berjalan menghormati standar internasional dan kerjasama diplomatik tetap terjaga.
Dampak Diplomatik & Keamanan Diplomat
Kasus pembunuhan ini menimbulkan keprihatinan serius terkait keselamatan staf diplomatik yang bertugas di luar negeri. Beberapa poin penting:
- Perlindungan diplomatik: Aparat Indonesia menuntut agar negara tuan rumah (dalam hal ini Peru) memberikan perlindungan ekstra terhadap staf diplomatik, terutama mereka yang tinggal di wilayah dengan tingkat kriminalitas tinggi.
- Hubungan bilateral: Kejadian ini bisa mempengaruhi hubungan diplomatik, keamanan kerja, dan kebijakan tentang keamanan diplomat.
- Protokol internal KBRI & Kemlu: Penguatan prosedur keamanan bagi staf luar negeri, termasuk evaluasi lokasi tinggal, lalu lintas ke tempat tinggal, dan pemantauan integritas keamanan lingkungan sekitar kedutaan/rumah dinas.
Kesimpulan
Penangkapan lima anggota geng Los Maleantes del Cono atas keterlibatan dalam pembunuhan staf KBRI Lima, Zetro Leonardo Purba, adalah langkah penting dalam menegakkan keadilan. Meski berbagai bukti sudah dikumpulkan dan dimutakhirkan, proses hukum masih memerlukan waktu dan transparansi agar motif dan peran masing-masing tersangka jelas.
Di sisi diplomatik, kasus ini menjadi cermin penting tentang betapa vitalnya perlindungan terhadap staf luar negeri, kejelasan koordinasi antar negara, dan penegakan hukum secara profesional. Bagi Indonesia, ini juga menjadi momentum untuk memperkuat keamanan diplomatik dan memastikan bahwa tragedi seperti ini tidak terulang.
