News

BGN Ungkap Insiden Keracunan Massal di Bandung Barat: “Luar Nalar”

BANDUNG — Badan Gizi Nasional (BGN) menyebut insiden keracunan massal yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat sebagai sesuatu yang berada di luar akal sehat. Pasalnya, salah satu faktor penyebabnya adalah penggunaan ayam yang sudah dibeli sejak hari Sabtu namun baru diolah menjadi menu MBG (Makan Bergizi Gratis) pada Rabu.

Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, melalui konferensi pers Jumat (26 September 2025) di Jakarta, menjelaskan bahwa dari hasil temuan awal, banyak dapur MBG menggunakan bahan baku yang tidak segar, melanggar standar operasional prosedur (SOP) keamanan pangan. “Saya tidak akan mentolerir bahan baku yang tidak fresh. Kejadian di Bandung ini sungguh di luar nalar,” ujarnya. Republika Online+2Harian Terbit – Aspirasi Rakyat+2

“Bagaimana bahan baku dalam kondisi tidak segar — ayam dibeli Sabtu, baru dimasak Rabu?”
— Nanik S. Deyang Republika Online+1

Menurut Nanik, meskipun menyimpan ayam selama beberapa hari mungkin bisa ditolerir untuk keperluan rumah tangga dengan jumlah kecil, hal tersebut tidak berlaku untuk skala besar. Ia mempertanyakan bagaimana 350 ekor ayam bisa disimpan dengan aman dalam fasilitas pendingin tanpa rusak. Harian Terbit – Aspirasi Rakyat+1


Dari Temuan Awal ke Tindakan Konkret

Sebagai respons cepat, BGN telah memerintahkan penutupan 40 dapur MBG yang terbukti tidak memenuhi standar SOP. bola.com Dalam konferensi pers tersebut, Nanik menyatakan bahwa apabila ditemukan unsur-unsur pidana, pihak yang bertanggung jawab akan diproses hukum. bola.com+2https://rm.id/+2

Lebih lanjut, Nanik mengaku bahwa kesalahan terbesar terletak pada pengawasan internal. Ia menyebut bahwa banyak Satuan Pelayanan Penyedia Gizi (SPPG) yang lalai dalam fungsi pengawasan. Semana itu, BGN juga menegaskan bahwa seluruh biaya pengobatan korban akan ditanggung oleh institusi. https://rm.id/+2Harian Terbit – Aspirasi Rakyat+2

Hingga saat ini, data publik dari media tidak menyebutkan angka pasti korban di Bandung Barat, namun kasus keracunan MBG telah dilaporkan di sejumlah daerah. bola.com+2Republika Online+2


Catatan Kritis: Mekanisme dan Risiko Keamanan Pangan

  1. Penyimpanan dan daya tahan bahan baku besar-besaran
    Untuk skala rumah tangga, menyimpan ayam dalam kulkas selama satu–dua hari bisa diterima. Namun dalam program pangan massal, persyaratan teknis jauh lebih ketat. Kulkas atau freezer harus mampu menjaga suhu yang sangat stabil dan perlindungan terhadap kontaminasi silang. Pelanggaran suhu atau pasokan listrik yang terganggu bisa mempercepat pertumbuhan mikroorganisme patogen.
  2. SOP produksi & pengawasan internal
    Dalam sistem produksi makanan massal, setiap tahap — mulai dari pembelian bahan baku, penerimaan, penyimpanan, pengolahan, pengemasan, hingga distribusi — harus diawasi ketat. Jika salah satu titik gagal (misalnya bahan baku rusak atau sanitasi buruk), risiko keracunan langsung meningkat.
  3. Kapasitas sumber daya manusia & integritas pengelola
    Nanik menyatakan bahwa dalam praktik lapangan, banyak SPPI yang tidak menjalankan tugas pengawasan dengan penuh, misalnya hanya datang tengah hari untuk mengecek stok, lalu pulang lebih awal. Harian Terbit – Aspirasi Rakyat+1 Di sinilah integritas dan kompetensi petugas sangat berperan.
  4. Kemandirian pengujian mikrobiologi & audit eksternal
    Agar program MBG berjalan aman, diperlukan laboratorium independen untuk pengujian bakteri seperti Salmonella, E. coli, Bacillus cereus, serta audit rutin dari lembaga pangan (BPOM, lembaga sertifikasi pangan). Belum ada konfirmasi publik detail hasil uji mikrobiologi terkait kasus ini.

Tantangan dan Implikasi ke Depan

Kasus keracunan MBG ini membuka sejumlah pertanyaan serius:

  • Apakah mitigasi risiko keamanan pangan memang dipahami dan diimplementasikan dengan baik dalam skema MBG nasional?
  • Bagaimana mekanisme akuntabilitas bagi pihak pengelola dapur MBG yang melanggar SOP — cukup sanksi administratif atau harus ada sanksi pidana?
  • Sejauh mana keterlibatan masyarakat, komite sekolah, dan pengawasan publik bisa memperkuat kontrol mutu makanan di lapangan?

Dalam jangka panjang, BGN perlu menyusun ulang protokol kualitas pangan MBG: memperketat seleksi mitra penyedia, mewajibkan sertifikasi kehalalan dan higienitas, memperkuat audit mendadak, serta penggunaan sistem pelacakan (traceability) bahan baku.


Kesimpulan

Insiden keracunan massal di Bandung Barat yang melibatkan program MBG memperlihatkan lemahnya penerapan keamanan pangan skala besar. Penggunaan ayam yang dibeli Sabtu dan baru dimasak Rabu menjadi simbol lemahnya kontrol mutu. BGN telah merespons dengan penutupan dapur yang melanggar dan jaminan tanggung jawab biaya pengobatan, tetapi perbaikan sistemik mutlak dibutuhkan.

Publik dan otoritas harus bekerja sama agar kejadian serupa tak terjadi lagi — sebab ketika anak-anak yang menanti gizi justru jadi korban, integritas program sosial dipertaruhkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *