Tim SAR Buat Gorong-gorong Evakuasi Korban Ponpes Roboh di Sidoarjo
Sidoarjo, Jawa Timur — Upaya evakuasi korban ambruknya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus dilakukan. Tim SAR terpaksa membuat gorong-gorong khusus untuk menjangkau lokasi korban yang terhimpit reruntuhan setelah gempa Sumenep membuat struktur bangunan semakin rapuh.
Runtuhan Semakin Menyempit
Kepala BNPB Letjen Suharyanto menjelaskan bahwa sebelumnya tim masih memiliki celah sekitar 30 cm untuk masuk ke titik korban. Namun, setelah guncangan gempa dari Sumenep pada Selasa (30/9), celah itu menyempit drastis menjadi hanya 10–15 cm.
“Karena celah makin sempit, tim evakuasi harus membuat lubang atau gorong-gorong agar bisa masuk menolong korban,” kata Suharyanto.
Proses Evakuasi Dramatis
Pada Rabu (1/10) sore, tim SAR berhasil mengevakuasi satu santri yang masih hidup dari reruntuhan. Keberhasilan ini memberikan harapan, meskipun kondisi di lapangan tetap berbahaya akibat reruntuhan yang terus bergeser.
Suharyanto menambahkan, gempa susulan membuat pondok yang roboh semakin turun, sehingga memerlukan strategi khusus untuk meminimalisir risiko bagi korban maupun tim penyelamat.
Tantangan di Lapangan
Evakuasi dilakukan dengan kombinasi teknik manual dan bantuan alat berat. Namun karena ruang sempit, tim lebih banyak mengandalkan penggalian manual dan membuat gorong-gorong.
Selain itu, potensi runtuhan susulan menjadi ancaman nyata. Tim SAR harus memastikan setiap langkah penggalian aman sebelum melanjutkan.
Harapan untuk Korban Lain
Meski satu korban berhasil diselamatkan, upaya pencarian terhadap korban lainnya masih terus berlangsung. Tim berharap masih ada santri lain yang bisa ditemukan dalam kondisi selamat.
Masyarakat sekitar ponpes juga terlibat membantu menyediakan logistik dan doa, sementara keluarga korban menunggu dengan penuh harap.
Kesimpulan
Evakuasi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo menjadi gambaran nyata bagaimana bencana sekunder, seperti gempa di lokasi berbeda, bisa memperburuk kondisi bangunan dan menghambat proses penyelamatan.
Dengan strategi membuat gorong-gorong, tim SAR berupaya mengatasi tantangan besar ini demi menyelamatkan nyawa santri yang masih tertimbun.