Demonstrasi Brutal di Nepal 2025: Menlu Dipukuli, Menkeu Dikejar Massa
Kondisi politik dan sosial di Nepal memasuki fase paling mengkhawatirkan. Demonstrasi yang sebelumnya berlangsung sebagai protes sipil damai kini berubah menjadi kerusuhan brutal yang mengincar langsung para pejabat tinggi negara.
Terbaru, Menteri Luar Negeri Nepal dilaporkan mengalami pemukulan oleh massa demonstran, sementara Menteri Keuangan harus melarikan diri demi menghindari amukan rakyat.
Berita ini menyebar cepat ke seluruh dunia, dan menjadi simbol dari betapa meletupnya amarah rakyat yang selama ini terpendam.
Kronologi Singkat Kerusuhan Terkini
Dikutip dari laporan Detik News, kerusuhan memuncak saat rombongan Menlu menghadiri sebuah pertemuan resmi di kawasan Thamel, Kathmandu.
Saat itu:
- Rombongan mobil dihentikan oleh demonstran
- Pengawal menteri kewalahan mengendalikan massa
- Video menunjukkan seorang pria berbaju hitam memukul kepala Menlu dari belakang
- Menkeu yang hadir di lokasi berbeda nyaris dikepung dan harus kabur menggunakan jalur belakang rumah
Kepanikan mewarnai seluruh ibu kota Nepal, sementara suara rakyat makin lantang: “Kami muak dengan kebohongan elite!”
Ketika Sabda Pejabat Tak Lagi Didengar
“Rakyat yang lapar dan kecewa tak lagi peduli jabatan — hanya ingin keadilan.”
– Laxmi Bhandari, Penulis Politik Nepal

Apa yang Memicu Aksi Brutal Ini?
Beberapa faktor utama yang memperparah suasana:
- Skandal dana bantuan luar negeri yang tak kunjung diusut
- Kenaikan tajam harga pangan & BBM
- Kebijakan fiskal yang hanya menguntungkan elite
- Perasaan bahwa suara rakyat diabaikan selama bertahun-tahun
Protes yang awalnya menuntut transparansi berubah menjadi pembalasan simbolik terhadap para penguasa.
Efek Domino: Dari “Demo Damai” ke Amukan Massa
Awalnya, demo Nepal dikagumi karena solid, terorganisir, dan damai. Tapi seiring waktu:
- Tak ada respons konkret dari pemerintah
- Tidak ada permintaan maaf atau langkah proaktif
- Justru muncul narasi meremehkan dari beberapa menteri
Itulah yang akhirnya memicu titik didih rakyat.
Mereka merasa satu-satunya cara untuk didengar adalah melawan langsung di jalanan.
Apakah Ini Tanda Awal Keruntuhan Pemerintahan?
Beberapa analis politik menilai bahwa:
- Jika pemerintah tak segera melakukan reshuffle total
- Jika tidak ada dialog nasional terbuka
- Maka ini bisa menjadi awal dari krisis konstitusional
Banyak warga mulai menyerukan pembentukan kabinet baru oleh rakyat, bukan hasil lobi partai.
Mengapa Nepal Jadi Cermin Asia?
Kerusuhan ini bukan hanya soal Nepal. Ini adalah cermin bahwa:
- Ketimpangan ekonomi di banyak negara Asia makin kentara
- Generasi muda makin berani bersuara
- Rakyat kini cepat belajar dari satu sama lain melalui media sosial
Tak sedikit yang menyebut gerakan Nepal terinspirasi dari gelombang protes mahasiswa dan sipil di Indonesia, 2019–2025.
Simbol Perlawanan: Bendera One Piece dan Lagu Perjuangan
Fenomena unik juga muncul di lapangan:
- Bendera bajak laut One Piece dikibarkan
- Lagu-lagu perjuangan Indonesia diputar oleh massa
- Spanduk berbahasa Inggris dan Hindi mengecam “oligarki yang tidak tahu malu”
Ini menunjukkan bahwa protes rakyat kini bersifat global dan kreatif.
Peran Militer dan Risiko Kudeta?
Salah satu isu sensitif yang muncul adalah:
- Apakah militer akan ambil alih kekuasaan?
- Apakah akan terjadi kudeta diam-diam?
Sejauh ini, tentara nasional Nepal belum melakukan manuver mencurigakan. Tapi, kehadiran tank dan senjata berat di jalanan mulai terlihat.
Dampak Internasional dan Sikap Negara Tetangga
India dan Tiongkok sebagai tetangga dekat Nepal mengeluarkan pernyataan netral, tapi khawatir terhadap stabilitas regional.
Indonesia sendiri belum merespons secara resmi, namun netizen Indonesia menunjukkan solidaritas di media sosial dengan tagar:
- #NepalBergerak
- #KamiPernahMerasaSama
- #DariSenayanUntukKathmandu
Penutup: Ketika Jalanan Bicara Lebih Keras dari Parlemen
Kerusuhan di Nepal bukan semata kerusuhan. Ia adalah refleksi dari kegagalan komunikasi antara penguasa dan rakyat.
Dan kini, rakyat mengambil kembali panggung itu — meski dengan risiko kekerasan.
Jika pemerintah tak segera turun dari menara gading, maka amarah rakyat bisa menjadi badai yang meluluhlantakkan tatanan politik.
Untuk terus mengikuti perkembangan ini dan isu internasional lain dari sudut pandang rakyat, pantau terus kilatnews.id — suara tajam dari akar rumput.