Pendidikan

Upgrading Dosen AIK UMJ: Menyatukan Integrasi Pendidikan Bermakna

Pada 9–11 September 2025, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) melalui Lembaga Pengkajian dan Penerapan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPAIK UMJ) menggelar kegiatan penting: Upgrading Dosen AIK. Acara yang bertempat di Serua Green Village, Depok ini dirancang menjadi momen strategis untuk memperkuat integrasi nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) dalam pendidikan tinggi—bukan sekadar bagi mahasiswa Muslim, tetapi juga inklusif untuk seluruh civitas akademika.

Visi Global, Misi Lokal

Pembukaan acara dilakukan oleh Wakil Rektor I UMJ, Dr. Muhammad Hadi, S.K.M., M.Kes., yang menyampaikan stadium general dengan menyitir QS. An-Nisa ayat 9. Intinya: perguruan tinggi bukan hanya pusat ilmu, melainkan pusat pembentukan karakter—inti dari pendidikan Muhammadiyah.

Tidak hanya itu, Hadi menyampaikan bahwa UMJ kini bertransformasi dari kampus modern-Islami menjadi “Global Leader University 2045”. Strategi pembaruan visi ini mencakup penguatan pendidikan, riset, tata kelola, dan jejaring internasional, sebagai persiapan menuju peradaban unggul 2045.

Mengintegrasikan Akhlak ke dalam Karya Ilmiah

Sesi utama dipandu oleh Prof. Dr. H. Bambang Setiaji, M.Si., Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. Ia menyoroti perlunya menjembatani nilai-nilai akhlak ke dalam publikasi ilmiah, seperti artikel, jurnal, dan buku—agar ilmuwan tidak hanya akademis, tetapi juga berkontribusi nyata kepada masyarakat. Nuansa Islam yang “rahmatan lil ‘alamin” baru akan terasa ketika kajian ilmiah menyertakan akhlak secara substansial.

AIK untuk Semua, Bukan Sekadar Agama

Dosen dan anggota Badan Pengurus Harian UMJ, Prof. Dr. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, M.A., mengangkat tema krusial: Metode Pengajaran AIK bagi Mahasiswa Non-Muslim. Ia menegaskan bahwa AIK bukan untuk melakukan indoktrinasi, melainkan sebagai ruang pengayaan nilai universal — mirip dengan praktik sekolah Kristen yang tetap menyediakan pelajaran agama Islam bagi siswa Muslim. AIK juga merupakan cara mengenal kontribusi Muhammadiyah di pendidikan, kesehatan, dan kemanusiaan.

AIK Dalam Kurikulum: Kredibel, Transformatif, Adaptive

Giliran materi ketiga dibawakan oleh Dr. Saiful Bahri, Lc., M.A., dosen UMJ. Ia menggarisbawahi pentingnya internalisasi akidah dan akhlak dalam kursus AIK I, dengan target mencetak lulusan yang tidak hanya berilmu, tetapi kredibel, berintegritas, serta mampu bertransformasi—khususnya relevan di era kecerdasan buatan (AI). Pembelajaran AIK harus bersifat menyenangkan, inspiratif, dan berorientasi aksi nyata menuju visi masa depan.

Ibadaht Tak Sekadar Ritual

Materi terakhir disampaikan oleh Ust. Muhib Rosyidi S.Th.i., M.A.hum., dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Dengan tajam, beliau memaparkan bahwa pemahaman ibadah mestinya tak hanya terpaku pada dimensi spiritual. Efektivitas ibadah akan meningkat ketika melibatkan ranah kognitif (ilmu), afektif (emosi), dan psikomotorik (tindakan). Ini penting agar mahasiswa memahami sifat hadis dan sunnah secara lebih mendalam.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *