Asing Mulai Jual Saham Menjelang Akhir Tahun: Apa yang Terjadi di Bursa?
Menjelang penutupan tahun 2025, investor asing di pasar saham Indonesia mulai melakukan aksi jual yang cukup signifikan—meskipun pasar saham domestik masih menunjukkan pergerakan yang relatif stabil. Data perdagangan terbaru menunjukkan bahwa sejumlah saham utama mengalami tekanan penjualan dari investor non-domestik, menandai pola rotasi pasar yang cukup menarik di sesi akhir tahun ini.
Pergerakan ini terjadi di tengah kondisi pasar yang penuh dinamika, termasuk keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan, fluktuasi IHSG, serta perubahan preferensi investor terhadap saham-saham blue chip versus saham lapis kedua. Berikut analisis mendalamnya.
Tekanan Penjualan Asing di Sesi Terbaru
Pada perdagangan terakhir, beberapa saham utama dicatat sebagai objek jual asing. Investor asing tercatat melepas saham tertentu secara bertahap, yang menunjukkan tren hati-hati memasuki akhir tahun. Meskipun belum ada data resmi lengkap dari bursa, dari laporan pasar jelas bahwa aksi jual ini melibatkan volume yang tidak kecil dan tersebar di berbagai emiten.
Fenomena ini sejalan dengan tren sebelumnya di mana asing sering melakukan net sell mendekati penutupan tahun kalender, dalam rangka mengunci keuntungan atau meredistribusikan portofolio sebelum libur panjang pasar.
Suku Bunga dan Sentimen Pasar
Salah satu faktor yang mendorong aksi jual ini adalah keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75%. Keputusan tersebut, yang diumumkan dalam rapat Dewan Gubernur BI, membuat pasar sedikit tertekan karena ekspektasi pelonggaran moneter tidak terwujud seperti yang diharapkan oleh sebagian pelaku pasar.
Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada beberapa sesi terakhir bergerak melemah tipis, yang kemudian memicu beberapa investor asing untuk merebalik keuntungan atau mempertimbangkan kembali strategi investasi mereka. Ini adalah fenomena yang cukup umum jika pasar domestik menunjukkan volatilitas menjelang akhir tahun.
Saham yang Menjadi Target Penjualan
Walaupun detail lengkap daftar saham tidak dirilis secara publik dalam berita tersebut, laporan pasar mengindikasikan bahwa beberapa saham lapis kedua dan saham yang sensitiv terhadap kondisi makro menjadi yang pertama mengalami tekanan jual. Ini mencerminkan strategi investor asing yang cenderung menjual dulu saham berisiko lebih tinggi, sambil mempertahankan saham-saham blue chip yang lebih stabil di tengah ketidakpastian pasar.
Sementara itu, di sesi berbeda justru muncul berita bahwa investor asing masih memegang posisi net buy pada saham-saham tertentu seperti Bank Mandiri (BMRI), menunjukkan bahwa rotasi tidak seragam di semua sektor.
Rotasi Dana dan Preferensi Investor
Fenomena asing yang melepas saham ini tidak selalu berarti pasar akan jatuh. Rotasi dana bisa menjadi bagian dari dinamika pasar wajar, di mana asing mengunci keuntungan atau mencari aset yang dinilai lebih menarik dalam jangka pendek. Aktivitas semacam ini juga bisa dipengaruhi oleh likuiditas global, ekspektasi suku bunga global, dan arah kebijakan moneter di negara maju.
Di sisi lain, investor domestik sering kali ikut berperan besar dalam menopang IHSG, terutama jika asing melakukan aksi jual berskala besar. Hal ini terlihat dari kenaikan jumlah investor ritel yang terus meningkat sepanjang 2025.
Dampak terhadap IHSG dan Prospek Akhir Tahun
Meskipun ada tekanan jual asing, IHSG masih menunjukkan daya tahan dan bergerak dalam rentang yang relatif stabil. Pergerakan ini didorong oleh kombinasi minat investor domestik, fundamental ekonomi Indonesia yang relatif kuat, dan target return akhir tahun oleh manajer investasi.
Namun ketidakpastian tetap ada menjelang libur Natal dan Tahun Baru, terutama jika arus modal asing semakin meningkat ke pasar lain atau jika sentimen global kembali melemah. Analis pasar sering mengingatkan bahwa volatilitas tinggi bisa terjadi menjelang penutupan tahun karena volume perdagangan biasanya turun dan spread harga melebar.
Kesimpulan: Waspada Namun Tidak Panik
Kesimpulannya, aksi jual saham oleh investor asing yang terjadi secara perlahan menjelang akhir tahun adalah bagian dari strategi alokasi aset di tengah sejumlah faktor eksternal dan domestik. Pasar Indonesia tetap menarik, namun investor perlu waspada terhadap dinamika likuiditas, suku bunga, dan sentimen global yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG di sisa tahun 2025.

