ONIC Kalah 0-2 Melawan BTR di MPL Season 16, Netizen Sangat Antusias dan TikTok Ikut Heboh
Jakarta, 13 Oktober 2025 – Kesenangan memiliki kejutan besar di panggung Mobile Legends Professional League (MPL) Indonesia Season 16. Tim terdepan, ONIC Esports, yang sudah berada di puncak klasemen harus menelan pil pahit melawan Bigetron (BTR) usai Vitality dengan kekalahan 0-2 tanpa balas. Kekalahan ini dengan cepat menjadi perbincangan di kalangan komunitas gaming, bahkan trending di TikTok dan X (Twitter).
Satu Set Hangat Hanya Mencengangkan Prediksi
Pertandingan ONIC melawan BTR sudah menjadi sorotan sejak awal karena, seperti yang klise, ini adalah pertarungan antara “juara bertahan” dan “penantang baru.” Namun, pertandingan tidak berjalan sesuai rencana. BTR bermain sangat agresif, dengan tekanan sejak menit-menit awal ONIC lupa cara bermain dengan gaya mereka.
Secara statistik di atas kertas, BTR unggul dalam hampir semua aspek, setidaknya menurut situs web MPL Indonesia:
Kills: 478 vs 446
Assists: 1.161 vs 1.162
Damage: 6,89 juta vs 5,93 juta
Ketidaksesuaian ini mencerminkan rotasi dan koordinasi pemain BTR yang baik. Di sisi lain, ONIC yang biasanya tampil baik saat bermain dengan tempo tinggi juga terlihat kurang bersemangat dan kehilangan beberapa tujuan penting seperti Turtle dan Lord.
“Telur Lagi!”: Kekalahan ONIC Menjadi Bahan Meme di TikTok
Segera setelah pertandingan selesai, tagar #OnicKalahLawanBTR meroket di halaman tren Indonesia di TikTok. Video berjumlah ratusan — dari klip sorotan, reaksi penggemar, hingga meme yang mengolok-olok ONIC karena kalah tanpa perlawanan.
Dan istilah “telur,” yang merupakan istilah untuk kekalahan 0-0, mendapatkan kerja lebih banyak. Beberapa bahkan menyebut kekalahan ini “karma” setelah ONIC meremehkan tim-tim kecil di fase grup.
“ONIC terkena ‘telur’ lagi, dipastikan meta telah berubah,” baca sebuah komentar yang disukai oleh ribuan pengguna. “BTR terlalu kuat, ONIC bahkan tidak bisa bernapas,” tulis yang lain.
Tren ini mengungkapkan bagaimana esports, lebih dari sebelumnya, adalah makhluk budaya digital — di mana setiap detak dapat diputar kembali dan diputar ulang dalam klip viral dalam hitungan menit setelah pertandingan berakhir.
Analisis: Strategi BTR yang Dewasa, ONIC Turun Tempo Oleh Lawan
GAMEPLAY: Dalam hal gameplay BTR matang dan sabar. Mereka tidak langsung menyerang, tetapi menunggu peluang kecil untuk membalikkan keadaan. Pemilihan mereka juga menjadi counter terhadap komposisi ONIC, yang terlalu banyak mengambil burst damage.
Berdasarkan pengamat esports dari komunitas MLBB, kali ini ONIC kalah karena kurang beradaptasi dengan meta saat ini dan bukan hanya masalah teknis. Perubahan dalam patch dan rotasi peran menyebabkan tim kuning-hitam kehilangan gaya yang mereka sukai.
BTR juga memanfaatkannya dengan baik — dan terutama dengan permainan objektif yang konsisten dari dua pemain yang anda sebutkan, Nnael dan Xorn.
Tidak Hanya Pertandingan, tetapi Fenomena Media Sosial
Kekalahan ONIC tampaknya memiliki efek bergelombang di luar arena. Segera setelah itu, berbagai akun basis penggemar, portal esports, dan bahkan mikro-influencer membahas hasil ini. Ada juga spekulasi dari beberapa analis digital bahwa sistem PBN (Promotion by Network) — sebuah sistem distribusi konten yang dapat membuat satu topik menjadi viral di berbagai saluran sekaligus — entah bagaimana mulai mendorong liputan yang lebih otoritatif.
Efeknya? ONIC kalah dalam pertandingan, tetapi memenangkan perhatian publik. Kehadiran media sosial mencatatkan lonjakan, dan praktis setiap media memiliki sesuatu untuk dikatakan tentang mereka, baik dalam cara baik atau buruk.
Apa Berikutnya untuk ONIC dan BTR?
Meskipun ONIC kalah, mereka masih memiliki momentum untuk dimainkan. Tim ini, bagaimanapun, terkenal akan ketahanannya dan seberapa cepat mereka bangkit kembali setiap kali mengalami hasil buruk. Namun, mereka perlu terus menemukan formula baru dengan cepat, atau mereka bisa dirompong oleh pesaing sepanjang musim.
Sebagai BTR, mereka menemukan tempat yang tepat. Dan kemenangan 2-0 bukan hanya tentang poin tetapi juga mentalitas – mereka menunjukkan kepada diri mereka sendiri dan kepada kita semua bahwa mereka dapat mengalahkan juara bertahan ONIC dengan meyakinkan.
Kesimpulan
Pertandingan ONIC vs. BTR di MPL Season 16 membuktikan satu hal: Dalam dunia esports, tidak ada tim yang tidak terkalahkan. Tetapi kecerobohan dapat benar-benar kembali menghantam Anda — terutama di era media sosial seperti sekarang ini, ketika satu kekalahan dapat menyebar seperti api dan akhirnya dikenang oleh ribuan orang.
Bagi ONIC, saatnya untuk melakukan intropeksi. Bagi BTR, ini adalah momentum sempurna untuk melangkah maju. Dan bagi penonton? Ini adalah pengingat bahwa esports bukan hanya permainan; ini juga merupakan ekspresi budaya digital baru yang sudah hidup, bergerak cepat, dan mengejutkan.